Minggu, 01 Agustus 2010

kesenian khas mojokerto

Kesenian Bantengan
Kesenian rakyat Bantengan berasal dari Kecamatan Pacet tepatnya di desa Made yang dahulunya merupakan desa yang berdekatan dengan lereng Gunung Welirang. Konon kawasan hutan tersebut banyak hidup bermacam-macam hewan liar termasuk diantaranya Banteng yang saat ini sudah punah. Pada saat itu, seorang penduduk desa Made yang bernama Paimin tengah memasuki hutan dan mendapatkan seonggok kerangka Banteng yang masih lengkap. Kerangka Banteng itu dengan susah payah dibawah pulang dan dibersihkan kemudian ditempatkan di salah satu tempat rumahnya. Dari kejadian itu Paimin mendapat inspirasi untuk mengenang satwa Banteng dengan sebuah atraksi Atraksi itu dimainkan dua orang, 1 orang didepan memainkan kepala dan sekaligus sebagai kaki depan dan 1orang dibelakang sebagai pinggul sekaligus sebagai kaki belakang. Antraksi gerakannya menggambarkan , gerakan - gerakan dan sikap banteng sewaktu sedang berkelahi. Untuk menyemarakkan atraksi itu dilengkapi dengan musik terbang dan jidor.
Dalam atraksi ditampilkan banteng sedang berlaga dengan satwa lain seperti harimau, kera dab burung bahkan muklai dikembangkan dengan kesenian pencak silat dan barongsai.

industri dimojokerto

VIVAnews - Produsen penyedap rasa (MSG) asal Jepang PT Ajinomoto Indonesia bersiap memperluas pabrik di Mojokerto, Jawa Timur.

"Baru rencana untuk memperluas sedikit pabrik kami," kata Komunikasi Korporat Ajinomoto Indonesia M Fachrurozy kepada VIVAnews melalui sambungan telepon di Jakarta, Senin 2 Maret 2009.

Menurut Rozy, rencana ini masih dalam studi kelayakan seberapa besar investasi untuk ekspansi itu. Diharapkan pembangunan akan dilakukan dalam satu - dua tahun ke depan.

Rozy mengatakan, permintaan pasar untuk Ajinomoto setiap tahun mengalami kenaikan. Namun, dia menjelaskan konsumsi masyarakat untuk

MSG masih kecil dibandingkan China, Jepang, atau Singapura. "Konsumsi per kapita Indonesia cuma 10 gram per hari," kata Rozy.

Fachrurozy mengatakan, industri penyedap rasa hampir tidak terpengaruh krisis global. "Kalau industri makanan minuman karena sifatnya konsumsi primer, permintaan tidak terlalu jatuh," ujarnya.

Ajinomoto hingga saat ini menguasai 30 persen pangsa pasar domestik. "Nomor dua setelah Sasa," katanya. Rozy mengakui sebagian besar produknya dikonsumsi dalam negeri. Ekspor MSG tidak lebih dari lima persen.

Serupa dikatakan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Thomas Darmawan. "Memang Ajinomoto akan mengembangkan pabriknya," kata dia.
Menurut Thomas, beberapa investor Jepang yang bergerak di industri makanan minuman mulai banyak yang tertarik membangun pabrik di Indonesia.

"Beberapa waktu lalu, saya bertemu perwakilan dari Organisasi Perdagangan Eksternal Jepang (Jetro) dan mereka mengatakan akan membawa investor dari Niigata Jepang untuk berdiskusi soal investasi," katanya.
Beberapa dari mereka, Thomas mengatakan, tertarik investasi di pengolahan sake dan pengadaan beras. Ketertarikan investor Jepang, menurut dia, juga dampak dari kerja sama kemitraan Indonesian-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).

menjeng

Menjeng Tempe


Menjeng tempe  (Jawa Timur/ Surabaya)
Bahan :
  • 250 gr tempe
  • 5 siung bawang merah
  • 5 siung bawang putih
  • 5 biji cabe rawit
  • 2 lembar daun jeruk purut
  • 1 sdt ketumbar
  • 1/2 sdt jintan
  • + 1 sdt garam
  • 1 sdt gula pasir
  • 1 cm kencur
  • 1 cm lengkuas
  • Minyak goreng secukupnya untuk menggoreng
Cara Membuat :
  1. Semua bumbu dihaluskan, lumat tempe dengan konsistensi agak kasar.
  2. Campur dengan bumbu ang telah dihaluskan
  3. Kepal2 dengan bentuk bulat lonjong.
  4. Bila ingin rasa lebih lezat (agak asam untuk pembangkit selera) dapat didiamkan selama 2 – 3 jam ( agar terjadi fermentasi)
  5. Goreng diatas api sedang, sampai warna kecoklatan.
  6. Hidangkan selagi hangat.